GAGASMEDIA OFFICIAL WEBSITE AND BLOG »

Monday, August 23, 2010

SUGAR SUGAR (bagian 6)

SUGAR SUGAR (bagian 6)

**********************************************************************************
Notes: Sugar Sugar bagian 6 ini adalah hasil kolaborasi GG dengan pembaca Glam Girls yang oh-so-glamorous, Jenny Thalia Faurine.

Pengen seperti dia? Kirimkan lanjutan Sugar Sugar ke ggheadquarters@gmail.com.
**********************************************************************************




Life is beautiful—that’s for sure.

Dan lebih indah lagi karena otakku menemukan ide yang dijamin nggak bakalan gagal. Siapa sangka, kegeniusanku muncul justru untuk hal-hal seperti ini. Seandainya flirting sama cowok masuk kurikulum VIS, kurasa nilaiku nggak jeblok-jeblok amat kayak sekarang.

Sampai di mana kita tadi? Ah ya, harus cerita sama Is.

Aku menemukan cewek itu sedang bersantai di VisCaf, dengan majalah GlamTeen di hadapannya dan tropical shake—minuman baru di Fresh!—di tangan kanannya. Fyi, aku pernah nyoba minuman baru itu—eww! Minuman tergagal kedua setelah jus manggis Thailand yang diperkenalkan Fresh! di daftar menunya beberapa bulan lalu.

Tepukan pelanku di bahunya spontan membuat Is terlonjak di kursinya. Anting chandelier-nya berdenting pelan karenanya.

Please, Dahling… Scream 4 mo rilis sebentar lagi. Tadi gue kira lo itu si pembunuh bertopeng.”

Aku memutar bola mata. Movie freak dan drama queen—kombinasi karakter yang bertumbuh kembang menjadi sahabatku itu. But, fact is always stranger than fiction. Dan dalam hal ini, Is juga sama. In a good way.

“Gue tahu siapa kandidat terbaik buat rencana kita.”

Keningnya berkerut. “Siapa? Siapa?”

“Si cowok freak!”

Is butuh sepersekian menit untuk mencerna jawabanku. “Freak who?

Aku lalu cerita soal insiden tabrakan, plus clue kalo cowok itu digelendotin Maria the slut. Is manggut-manggut meyakinkan, tapi aku tahu dia nggak inget-inget amat. Baru deh setelah aku bilang soal pertemuanku sama si CF (baca: Cowok Freak) di fashion show Strange Fruit, Is pun ngeh.

“JANGAN BILANG DIA YANG LO MAKSUD COWOK FREAK!”

D’oh! Bukannya kita berdua sama-sama setuju nyebut dia begitu?” Aku geleng-geleng kepala.

That cute boy has a name, you know.”

WHAT?! Pernyataan absud macam apa ini?! Aku nggak salah denger kan Is bilang si CF cute. CUTE! Like, cute-cute.

Oke. Aku nggak tahu 'sureal' itu apa, tapi kurasa bisa dipake untuk menjelaskan ketidakmasukakalan situasi ini.

He is so not cute!” kataku, yang seratus sembilan puluh persen boong. Jauh di dalam diriku—JAUHHHH banget pokoknya—aku memang mengakui CF lumayan cakep. Tapi, tetep aja, itu bukan sesuatu yang bisa aku ucapkan secara lantang—di tengah-tengah kantin pula. Pas lagi banyak orang begini!

Hellowww, hatiku kan buat Kak Samuel seorang?!

“Plus, emangnya lo tau namanya?” Hidungku berjengit. “Lo kenalan sama dia?!”
Dia membuka majalah GlamTeen di atas meja. Tepat di bagian fashion spread, yang ada Gayatrinya (yang tahun lalu bikin heboh satu sekolahan dengan menjadi finalis Face of the Glam). Cowok itu—ARGGGGHH, COWOK ITU!!! Dia ada di GlamTeen?!


(halaman ini)
SAVE HORSES, RIDE THE COWBOY

Hidupkan gaya western yang timeless dengan ankle booties dan terusan putih yang oh-so-chic!

(Gayatri) maxi dress, Topshop; vest, Miss Selfridge; ankle boots, Rococo.
(Napoleon) kemeja putih, Banana Republic; khaki pants, GAP; shoes & straw hat, model’s own.


“Namanya Napoleon? Oh Gawd… cupu banget!”
“Panggilannya Leon,” kata Is, tetap dengan muka datar. Tiba-tiba aku merasa berada di kubu yang berbeda dengan sahabatku itu. “Dan gue sebenarnya nggak setuju kalo lo manfaatin dia demi nge-cover rencana nge-date lo sama Kak Samu.”

“Lo suka sama dia?”

Is terdiam sebelum menjawab, “Nggak sih.”

“Terus? Kenapa moralitas lo muncul di saat gue lagi terjepit kayak gini? Lo tahu kan, Is, mungkin inilah satu-satunya kesempatan gue bisa deket sama Kak Samu. Cewek-cewek senior kita pasti dah kayak burung nazar menunggu giliran menggoda kakak tersayang gue itu. Gue harus cepet!”

“Oke, oke. Tapi janji ya, ini pertama dan terakhir kalinya lo manfaatin Leon.”
Aku mengangguk, tapi menyilangkan jari di belakang punggung. Sori, Is. Aku nggak bisa menjanjikan hal sebesar itu.

Long story short, urusan sama Is beres. Sekarang tinggal meyakinkan my black widow Mom supaya merestui ‘study group’ ini. All I have to do is call….

0 comments: